Bertanya tentang Rindu?

Teramat banyak kosa – kata pada bahasa negeri ini, selalu saja setiap saat membaca aku menemukan kosa – kata baru yang mencerminkan diri ini teramat belum pantas dianggap anak bangsa di negeri yang kaya ini. Bahkan, sebuah kata dapat bermakna banyak dan begitu luas. Salah satu kata itu adalah “Rindu”. Kata yang seringkali terdengar, begitu populer. Tetapi apakah kata “Rindu” mempunyai makna yang dapat kita jelaskan hanya dengan satu, dua atau beberapa kata saja? Coba kita pikirkan apakah arti dari kata “Rindu”, tentu muncul berbagai macam dipikiran kita. Apakah kata “Rindu” ini memiliki ‘beribu’ makna? Atau sebuah kata tanpa makna?

Selain tak mudah untuk diartikan “Rindu” sukar untuk diungkapkan dengan kata – kata. Namun, sebuah rasa tak mungkin terjadi tanpa sebuah sebab dan juga tak mungkin tanpa makna.  Rindu sebuah rasa yang tak dapat ditawar ia hinggap dibenak begitu saja, tak pandang situasi diri. Rindu memiliki objek, objeknya pun beragam. Salah satu objek yang mempengaruhi rasa itu adalah kenangan.

Sewaktu – waktu secara sadar ataupun ‘tidak’ sadar, kenangan yang kita lalui akan datang menyelimuti pikiran.     Rindu datang menghampiri karena teringat sebuah kenangan atau sebuah kenangan kita anggap telah hilang? Tak peduli kenangan itu menyenangkan atau sebaliknya. Kenangan adalah pengalaman hidup yang tidak bisa terlupakan, menjadi sebuah cerita dikemudian waktu menghidupkan rasa ingin seperti itu lagi.

Rindu seringkali dipautkan dengan keharuan tapi menggairahkan bak mentari berkeringat penuh semangat, juga dipautkan dengan keheningan yang menggelisahkan bak lahar yang datang hanguskan bumi. Kala diri begitu membara tak terkendali karena rindu terciptalah senjata yang bisa melemahkan hati. Tapi sebaliknya, ketika diri mengendalikan rindu  terciptalah senjata yang bisa menguatkan hati. Rindu memang sebuah rasa yang tak dapat dihindari, setiap manusia pasti pernah merasakan rindu. Tinggal bagaimana cara kita meracik sebuah rindu untuk menjadi obat sebaik – baiknya obat, jangan berlarut – larut dengan perihnya sebuah rindu, tetapi berlarut – larutlah dengan sumringahnya sebuah rindu.

Tenggelam dalam benak pikiran
Terjatuh dalam cengkeraman cerita
Terhampar begitu banyak harap
Melepaskan rasa yang menghampiri

Senyum datang tak terkendali
Membelah malam yang selalu datang
Selalu berdampingan, tanpa arah tujuan
Rasa tanpa jasa terbelah -belah

Ketika senja menembus hati
Ingin kutulis semua yang berarti
Semua yang telah terlewati
Semua yang telah kulalui

Hati yang tertidur bangun
Hati yang diam bergerak
Hati yang bisu bersuara
Hati yang haru tertawa

Sebab kupercaya
Semua adalah karya-Nya
Karya yang sudah dirancang
Karya sebaik - baiknya karya



 Depok, 11 Juli 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ajari Aku Cara Belajar

Fatamorgana Kemerdekaan Diri