Pelajaran Tersirat

Kata dasar dari percakapan adalah 'cakap' artinya bicara atau omong. Sebuah percakapan akan terjadi jika terdapat dialog interaksi diantara dua orang atau lebih baik  secara langsung ataupun tidak langsung (chat, sms, dsb). Percakapan bentuk terdasar yang dilakukan manusia untuk menjalin hubungan antara satu dengan lainnya. Dari  sebuah percakapan manusia dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya, juga dapat saling bertukar informasi. 

Dari sebuah percakapan yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja terkadang menjadi sebuah pelajaran. Belum lama aku dibuat berpikir dikarenakan sebuah  percakapan yang dapat dikatakan tidak disengaja. Inti dari percakapan itu adalah sebuah hal kecil yang kita lakukan jika berarti lebih tidak dapat digantikan. "Dunianya  anak kecil saja cukup dengan bicara sama bayang - bayang sudah bahagia." Sebuah kalimat terlontar yang memiliki arti mendalam. Membuatku tersadar apakah yang aku  lakukan selama ini bisa membuatku tersenyum atau sebaliknya. Memang nyatanya aku lebih menikmati sebuah hal yang kulakukan dengan rasa bahagia, seakan aku lupa akan  dunia sekitar jika aku sedang melakukan sesuatu dengan rasa itu. Sebaliknya jika melakukan sesuatu karena sebuah tekanan atau paksaan hati seakan enggan melakukannya  dan seketika waktu terasa begitu lama berganti. Namun, aku mempunyai keyakinan bisa membangun sebuah rasa bahagia jika kita melakukan sesuatu yang sebelumnya sangat  sulit untuk melakukannya selama itu bermanfaat bagi diri maupun orang lain. Selama yang aku lakukan itu memiliki manfaat perlahan tapi pasti sebuah rasa bahagia akan  muncul dengan sendirinya. Bahagia itu sebuah tanda keikhlasan. 

Dunia ini penuh sebuah pelajaran tersirat, jika aku sedikit saja memperhatikan sesuatu dengan seksama akan muncul pelajaran - pelajaran baru yang tadinya tidak aku  ketahui. Begitu banyak pelajaran yang aku lewati disetiap harinya karena kurang memperhatikan. Selama masih bisa bernapas akan terus mencoba mencari pelajaran -  pelajaran baru dari segala apa yang dapat aku rasakan, aku lihat dan aku dengar. Karena guruku tidak terbatas, karena ilmu yang aku miliki pun masih sebesar butiran  beras.


"Ketika  duduk aku harus dapat memahami mereka yang berdiri, ketika berdiri pun aku harus memahami mereka yang duduk. Sebab suatu waktu aku akan merasakan yang mereka  rasakan." RJM

Jakarta, 17 September 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ajari Aku Cara Belajar

Fatamorgana Kemerdekaan Diri