Arena Pembelajaran


Dunia yang menjadi arena peradaban manusia begitu luas dan rumit. Bahkan dilingkup kecil pun sebuah arena terasa begitu rumit. Arena itu terkadang penuh dan teramat sesak, bernapas pun seakan berebut oksigen yang tersebar bebas. Terkadang sepi, ingin meluapkan perasaan pun bisa berteriak sekencang - kencangnya tidak ada yang mengusik.

Ketika berbicara tentang sebuah arena yang terpikirkan adalah adanya kompetisi atau persaingan. Memang di peradaban ini begitu banyak sebuah kompetisi harus dapat dimaklumi karena sistem yang terjadi sejak aku dilahirkan seperti itu. 

Kompetisi dapat menjadi perhelatan yang positif dan negatif. Positif apabila diantaranya saling berpikir positif serta memberikan semangat, motivasi, dan saling menginspirasi. Sebaliknya jika diantaranya berpikir negatif akan timbul perhelatan yang sebenarnya tidak diinginkan, berbagai cara biasanya dilakukan untuk menyelesaikan persaingan walaupun dengan cara yang tidak baik sekalipun.

Sebuah kompetisi itu dapat dijadikan pembelajaran. Kita dapat belajar bagaimana arti menghargai, bagaimana bahagianya kemenangan, bagaimana sedihnya kekalahan. Sebab arena akan menjadi saksi, adanya bekas tetesan keringat, tetesan air mata, bahkan tetesan darah. Manfaatkan sebaik - baiknya tak lupa dilakukan dengan yang baik pula. Bagaimana kita memanfaatkan arena?

Arena kehidupan adalah media belajar yang paling menarik. Kadang kita dihantarkan menuju arena itu tanpa perlu sebuah usaha keras. Kadang pula kita harus menempuhnya dengan kehampaan namun, berawal dari kehampaan jika terus dijalankan akan menghasilkan banyak mutiara kehidupan dan jangan pula lupa membagikan mutiara itu kepada orang lain. -RJM-

Depok, 26 September 2015
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ajari Aku Cara Belajar

Fatamorgana Kemerdekaan Diri