Kedatangan Ilmu



Setiap hari adalah sebuah pembelajaran, hari ini aku mendapatkan pembelajaran yang begitu menggugah hati. Berawal dari solat Ashar di sebuah masjid. Sebelum aku berwudhu ada seorang anak kecil berlari - lari dengan senyuman manisnya menunggu sang ayah wudhu  dan begitu mengalihkan perhatianku. Akupun berwudhu kemudian melaksanakan solat.

Seusai solat aku duduk sejenak di halaman masjid, ada seorang anak lagi yang mengalihkan perhatianku. Ia berbicara kepada ibunya "Bu, ada anak kecil lari2an didalam masjid (kuperkirakan mereka seumuran)". Aku lirik kedalam masjid, ternyata anak yang kulihat sebelum berwudhu tadi seketika membuatku kembali tersenyum. Masih duduk di halaman masjid, tak lama aku menoleh kebelakang terlihat si anak kecil yang berlari - larian tadi berjalan bersama ayahnya menuju keluar dan berhenti di sebuah kotak amal kemudian terjadi percakapan dari sayang ayah "Masukkin uangnya kesini (mengarah ke kotak amal)", "Sini yah?" (sambil merogoh kantong celananya) si anak tadi tersenyum dan memasukkan tangannya ke dalam sebuah kotak amal, lucunya tangan si anak itu dikeluar masukkan di kotak amal tersebuh seolah bercanda kepada ayahnya dan uang itu dijatuhkannya. "Masukkin lagi yang satunya tadi dek", ayahnya berkata. Si anak ini merogoh kantong sebelah kanannya, dan mengambil uang dua puluh ribu rupiah, dengan senyuman lagi ia memasukkan uang tersebut. Di sudut lain si anak yang berbicara kepada ibunya tadi melihat apa yang dilakukan si anak yang ia bicarakan dengan ibunya. Seolah anak tersebut melihat dan langsung melekat di kepalanya. "Ibu mau masukkin juga bu", ujar anak tersebut ke ibunya. Sang ibu langsung memberikan uang kepadanya dan anak tersebut dengan senang memasukkan uang kekotak amal.

Seketika hati terenyuh, akan sikap seorang ayah kepada anaknya yang mengajarkan menyisihkan rezekinya dan secara tidak langsung mengajarkan seorang anak yang melihat. Sebuah senyuman ikhlas dari anak kecil yang walaupun seakan belum memahami betul arti dari menyisihkan rezeki, berbeda dengan aku yang terkadang sulit sekali menyisihkan rezeki dengan sebuah senyuman ikhlas. Hari ini aku belajar bagaimana cara mendidik, cara melakukan sebuah kebaikan diikuti dengan sebuah senyuman. Terima kasih untuk mereka, dikehidupan ini banyak sekali pelajaran tersirat. Masih tetap dengan sebuah prinsip, belajar dari apapun, siapapun, dan dimanapun.

Depok, 20 Februari 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ajari Aku Cara Belajar

Fatamorgana Kemerdekaan Diri