Catatan Kisah Air Mata

Angin berhenti berdesir berganti hujan rintik - rintik
Menulis syair tentang hati yang khawatir
Entah kapan kisah ini 'kan berakhir
Kepala mendongak keatas, mata melotot melihat tak senang
Aku grogi dibuatnya, seakan daun berhenti bergoyang
Jalan berdampingan namun, tak bertujuan
Menelusuri malam dengan mendung yang selalu datang
Kata - kata putus asa terbisikkan, hujan sebentar lagi
Raut wajah berisi lamunan, langkah tenang kala berjalan
Terlintas sosok seorang sahabat
Bakti, jasa, kesederhanaan begitu terbayang
(lagi) gelisah begitu buas mencabik jiwa
Tak kuat lagi memendam marah, demi kebenaran yang nyata?
Apa yang dicari belumkah didapat?
Menginginkan sesuatu tetapi tak ingat beban
Langit menjadi saksi kelabu, terdengar lagi tangismu
Ujung belati yang tajam, menujam ulu hati
Semudah itukah luka - luka terobati?
Tak dapat dipungkiri meninggalkan tanya yang tak terjawab
Lemparkan amarah, duka sudah tak lagi panjang
Buka jendela hirup angin pagi, melangkah dapatkan kesempatan
Resah menjerit dalam hati, apakabar esok hari?
Doa terucap dari hati, Tuhan tolong kabulkan.


#KaryaTakBerima



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ajari Aku Cara Belajar

Fatamorgana Kemerdekaan Diri